Desain Komunikasi Visual

NAMA         : ABDUL KADIR
NIM             : 202151014
KELAS        : NON REGULER 
MATKUL     : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


Pengertian Media

Secara bahasa, media artinya alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; perantara; penghubung.

Selain itu, media juga berarti yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya); zat hara yang mengandung protein, karbohidrat, garam, air, dan sebagainya, baik berupa cairan maupun yang dipadatkan dengan menambah gelatin untuk menumbuhkan bakteri, sel, atau jaringan tumbuhan; serta bahan yang digunakan dalam pemasukan dan penyimpanan data di komputer, atau dalam perekaman hasil komputer. 

Dalam Cambridge Dictionary disebutkan, media adalah sarana komunikasi seperti internet, surat kabar (newspapers), majalah (magazines), televisi, dll.

Media juga merujuk pada video, musik, dan foto yang disimpan sebagai jenis khusus file di komputer.

Media adalah kata jamak (plural) dari medium yang artinya "metode atau cara mengekspesikan sesuatu" (a method or way of expressing something).

Medium juga berarti "berada di tengah-tengah antara jumlah, ukuran, derajat, atau nilai atas dan bawah" dan "(daging) dimasak agar bagian tengahnya tidak lagi merah." (being in the middle between an upper and lower amount, size, degree, or value; [of meat] cooked so that it is no longer red in the middle).

Kata media atau medium berasal dan bahasa Latin, medius yang berarti "tengah". Dalam bahasa Indonesia, kata medium dapat diartikan sebagai “antara “atau “sedang”.

Umumnya pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi “pesan” antara sumber “pemberi pesan” dan penerima pesan. 

Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Dagun, 2006) menyebutkan, media merupakan perantara atau penghubung yang terletak antara dua pihak, atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. 

Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dpaat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.

Pengertian praktis dan terpopuler, media adalah alat atau sarana komunikasi, juga sarana pembelajaran di dunia pendidikan. 

Pengertian Media Menurut Ahli

Para ahli, akademisi, atau praktisi yang memberikan definisi media umumnya dari kalangan pakar komunikasi dan pendidikan. 

Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi (Rosda, 2004), pakar komunikasi Dedy Mulyana menyebutkan, media merupakan alat atau saran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. 

Pakar komunikasi massa, Wilbur Schramm, berpendapat, media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.

Pengertian senada dikemukakan ahli komunikasi lain, seeprti Heinich, Molenda, dan Russel (1996:8) yang menyebutkan media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur.

Bovee (1997) juga mengatakan, media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.

Dari dunia pendidikan atau pengertian media dalam perspektif pembelajaran, Gagne menyebutkan media pendidikan merupakan komponen yang ada pada lingkungan siswa yang dapat merangsang kemauan belajar siswa.

Miarso menjelaskan media dapat diartikan sebagai setiap hal yang bisa dipakai untuk menyalurkan pesan yang dapat menciptakan rangsangan pada pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.

Lembaga Nasional Education Asociation (NEA) menjelaskan, media merupakan salah satu sarana komunikasi dalam bentuk cetak atau pun audio visual, serta termasuk juga berbagai macam perangkat kerasnya.

Menurut Asociation of Education Comunication Technology (AECT), media merupakan setiap bentuk saluran yang dipakai dalam proses penyampaian atau pun penyaluran pesan.

Jenis-Jenis Media

Secara garis besar, jenis-jenis media dibagi dua, yaitu media komunikasi dan media pembelajaran.
Media dalam pegertian media massa, ada tiga jenis:
  1. Media cetak --surat kabar, tabloid, majalah.
  2. Media penyiaran --televisi, radio, film.
  3. Media siber atau media online --portal berita di internet.
Dari segi format, Rudy Brets dalam A Taxonomy of Communication Media (1971), menyebutkan klasifikasi media sebagai berikut:
  1. Audio visual gerak: film bersuara, film pada televisi, televisi, dan animasi. 
  2. Audio visual diam: slide. 
  3. Audio semi gerak: tulisan bergerak bersuara. 
  4. Visual bergerak: film bisu. 
  5. Visual diam: slide bisu, halaman cetak, foto. 
  6. Visual semi gerak
  7. Audio: radio, telepon, pita audio. 
  8. Media cetak: buku, modul.
Menurut Rudi Bretz, pembagian media didasarkan pada indera yang terlibat, yaitu terdiri dari tiga unsur pokok sebagai dasar dari media, meliputi suara, visual, dan gerak. 

Unsur suara adalah unsur yang melibatkan indera pendengaran. Unsur visual adalah unsur yang melibatkan indera penglihatan. 

Bentuk visual dibaginya menjadi gambar, garis (line graphic) dengan media rekam (recording) dan media cetak.

Karakteristik Media Massa

Media massa berbeda dengan media dalam pengertian umum atau secara bahasa. Sebuah media bisa disebut media massa (mass media) jika memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Publisitas.

Disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau bisa diakses dan dikonsumsi umum (orang banyak).

2. Universalitas.

Pesan atau isinya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).

3. Periodisitas.

Terbit atau dipubliksikan secara tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari. Surat kabar (koran) biasanya terbit harian, tabloid mingguan, dan majalah bulanan.

4. Kontinuitas.

Terbit berkesinambungan atau terus-menerus, sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbitnya –harian, mingguan, atau bulanan.

5. Aktualitas.

Berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru (berita), tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.


Contoh Media Promosi 

Media periklanan dibagi menjadi dua, 

a. Media lini atas (Above the Line) 

Media ini terdiri dari iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak, media elektronik, (televisi, radio, bioskop) serta media luar ruang (papan reklame dan angkutan), sifat diatas garis (above the line) merupakan media yang tak langsung mengenai audiensi, karena terbatas pada penerimaan audiens media. 

ATL memiliki ciri ciri sebagai berikut: 

  1. Target audiens yang luas. 
  2. Lebih mudah untuk menjelaskan sebuah konsep dan ide. 
  3. Tidak ada interaksi langsung dengan audiens. 
  4. Media yang digunakan adalah tv, radio, majalah, Koran, tabloid, billboard. 
  5. Biaya produksi lebih kecil daripada tayang. 

b. Media Lini Bawah (Below The Line) 

Media promosi ini terdiri dari seluruh aspek yang berkaitan dengan direct mail, pameran, point of sale display material, calendar, agenda, gantungan kunci, Media Lini bawah merupakan media yang langsung mengena pada audiens karena sifatnya yang memudahkan audiensi langsung menyerap satu produk atau pesan. 

Media BTL memiliki ciri ciri sebagai berikut. 

  1. Target audiens terbatas. 
  2. Media atau kegiatan memberikan audiens kesempatan untuk merasakan, menyentuh atau interaksi, bahkan langsung melakukan pembelian. 
  3. Media yang digunakan event, sponsorship, sampling, point of sale, materials, consumer promotion, trade promotion dan lain lain 
  4. Biaya produksi lebih besar dari pada tayang Dalam promosi sering disebut adanya media primer dan media sekunder.

Poster: Pengertian, Fungsi & Prinsipnya Untuk Promosi

Poster adalah sebagai media publikasi. Dalam pembuatannya, sebuah Poster menggunakan teks, gambar, atau perpaduan dari keduanya. Tujuan dari pembuatan sebuah Poster adalah untuk memberikan informasi atau pesan yang ditujukan kepada khalayak. Oleh karena itu, Poster dibuat dengan bahasa yang persuasif. 

Fungsi Poster Sebagai Media Promosi

Seperti yang telah disebutkan mengenai pengertian Poster diatas, Poster memiliki peran sebagai media publikasi. Berbagai hal bisa dipublikasikan melalui keberadaan Poster. Oleh karena itu, Anda akan mendapati jenis-jenis Poster yang berbeda sesuai dengan tujuan pembuatan serta isi di dalamnya.

Dalam proses pembuatannya, Poster didesain dengan kata-kata yang sederhana. Dengan begitu, pesan yang ingin disampaikan melalui Poster, bisa diterima oleh audience secara mudah. Mereka tidak akan mengalami kesulitan untuk bisa memahami pesan tersebut. Apalagi, pesan tidak hanya disampaikan dengan kata-kata, tetapi juga disertai gambar yang menarik. 

Pemakaian gambar juga harus diperhatikan secara cermat. Anda perlu memilih gambar yang bagus dan sesuai. Kesesuaian gambar dengan kata-kata dalam Poster sangat penting agar audience tidak kebingungan dalam menerima pesan di dalam Poster. Usahakan pula memilih gambar yang benar-benar mewakili pesan Poster. 

5 Prinsip Penting Dalam Mendesain Poster yang Baik

1. Keseimbangan

Prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam mendesain Poster adalah keseimbangan. Prinsip ini penting untuk menjaga agar tampilan visual dari Poster tidak terlihat timpang. 

Dalam prinsip keseimbangan, Anda akan menjumpai adanya dua hal, yaitu:

A. Keseimbangan simetris atau formal – Keseimbangan simetris dalam sebuah Poster mewajibkan adanya keseimbangan dalam dua sisi Poster. Keseimbangan ini bisa dilakukan secara horizontal, vertikal, atau radial. Dengan begitu, kedua sisi pada Poster akan memiliki elemen-elemen yang imbang, tidak berat sebelah.  

B. Keseimbangan asimetris atau nonformal – Prinsip keseimbangan asimetris tidak mewajibkan adanya keseimbangan elemen pada kedua sisi Poster. Meski begitu, keseimbangan pada Poster dengan prinsip asimetris, bisa didapatkan. Caranya adalah dengan menggunakan skala, warna, serta kontras yang kemudian menghasilkan tingkat keseimbangan tidak beraturan pada Poster. 

Upaya untuk menghasilkan Poster yang seimbang asimetris jauh lebih rumit dibandingkan Poster simetris. Namun, Poster yang memenuhi prinsip ini, punya keunggulan karena mampu menggugah emosi dari audience yang melihatnya. 

Selanjutnya, Anda juga perlu memperhatikan prinsip titik fokus saat mendesain Poster. Pengertian Poster yang berfungsi menampilkan pesan, tidak akan bisa diterapkan dengan baik kalau Anda tidak menetapkan titik fokus di dalamnya. 

Poster yang tidak memiliki titik fokus, akan membingungkan audience yang melihatnya. Selanjutnya, hal ini akan berimbas pada ketidakmampuan Poster dalam menyampaikan pesan. 

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menempatkan titik fokus pada sebuah Poster. Anda dapat membuat adanya perbedaan warna secara mencolok, menggunakan bidang kosong, perbedaan warna, ukuran Poster, serta jenis huruf, pemakaian latar belakang, dan tidak ketinggalan adalah perbandingan ukuran. 

Prinsip hirarki juga tidak boleh dilewatkan ketika mendesain sebuah Poster. Hirarki yang juga bisa disebut dengan prinsip alur baca, memberi kemudahan bagi audience untuk bisa membaca pesan yang disampaikan di dalam Poster. 

Dalam penerapannya, hirarki memiliki keterkaitan erat dengan titik fokus. Titik fokus harus menjadi bagian yang dilihat dan dibaca pertama kali oleh audience. Lalu, Anda perlu menentukan bagian yang harus dibaca kedua, ketiga, dan seterusnya. 

Anda perlu mendesain Poster yang terlihat dinamis dan tidak membosankan. Untuk itu, dalam proses pembuatan desain ada sebuah prinsip yang namanya ritme. Penerapan ritme dalam Poster dapat dilakukan dengan melakukan pengulangan atau variasi komponen desain grafis. Adanya pengulangan atau variasi yang dilakukan, berguna untuk menghadirkan kesan adanya perpindahan dari satu elemen menuju ke elemen lain. 

5. Kesatuan

Terakhir, desainer harus mengerti tentang prinsip kesatuan atau unity dalam membuat Poster. Prinsip ini digunakan dengan tujuan agar Poster bisa mengungkapkan pesan secara sistematis dan rapi. 

Penerapan prinsip kesatuan dalam membuat Poster bisa dilakukan dengan berbagai cara. Anda dapat memperhatikan penggunaan warna-warna di dalam Poster. Selain itu, pemakaian ukuran huruf dan gambar juga harus terlihat seimbang. 

Komentar